BAB 1
PENDAHULUAN
§ Latar Belakang
Di
Indonesia, tanaman kelapa sawit banyak dikebunkan oleh perusahaan-perusahaan
besar, baik pemerintah maupun swasta. Bahkan masyarakat pun banyak bertanam
kelapa sawit. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman kelapa sawit sangat cocok
tumbuh di Indonesia. Jika Indonesia ditargetkan untuk menjadi negara penghasil
minyak kelapa sawit terbesar di dunia, tentunya banyak orang-orang yang mengelolanya, mulai dari
pembibitan, penanaman sampai ke teknik pengelolahan hasil panen harus berlaku
profesional.
§ Tujuan
Tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
o
Sebagai bahan kajian siswa mengenai panen
dan penanganan pasca panen pada tanaman kelapa sawit.
o
Sebagai cara untuk mempelajari berbagai
cara panen dan penanganan pasca panen pada tanaman kelapa sawit.
o
Sebagai syarat untuk melaksanakan tugas
individu dari guru pembimbing.
§ Rumusan Masalah
o Apa itu Kelapa Sawit ?
o Bagaimana karakteristik dari Kelapa Sawit ?
o
Bagaimana sejarah penyebaran Kelapa Sawit
di Indonesia ?
o
Bagaimana cara pemasaran Kelapa Sawit ?
o
Apa saja kandungan yang terdapat dalam
Kelapa Sawit ?
o
Apa saja manfaat Kelapa Sawit ?
o
Bagaimana cara pembudidayaan dan cara
pemeliharaan Kelapa Sawit ?
o
Apa sajakah hasil olahan yang dihasilkan
dari Kelapa Sawit ?
BAB 2
PEMBAHASAN
§
Pengertian
Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan
industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar
(biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan
dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit.
§ Karakteristik Kelapa Sawit
1. Daun
Daunnya merupakan daun yang majemuk. Berwarna hijau tua dan pelapah
berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak,
hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. bentuk daunnya
termasuk majemuk menyirip, tersusun rozet pada ujung batang.
2. Batang
Batang tanaman diselimuti bekas pelapah hingga umur 12 tahun.
Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga menjadi
mirip dengan tanaman kelapa.
3. Akar
Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu
juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk
mendapatkan tambahan aerasi.
4.
Bunga
Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda
sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki
bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan
mekar.
Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril sehingga
sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul
digunakan sebagai tetua jantan
5.
Buah
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah
tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari
tiap pelapah.
Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase
matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan
buah akan rontok dengan sendirinya.
Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% perikarp dan 20% persen buah
yang dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak dalam perikarp sekitar 34 - 40
persen.
Buah terdiri dari tiga lapisan:
a.
Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna
kemerahan dan licin.
b.
Mesoskarp, serabut buah
c.
Endoskarp, cangkang pelindung inti
§ Sejarah Perkembangan Kelapa Sawit di Indonesia
Pada awalnya bangsa Portugis mengenal tanaman kelapa sawit saat melakukan
perjalanan ke Pantai Gading (Ghana). Mereka heran ketika menyaksikan penduduk
setempat menggunakannya untuk memasak dan sebagai bahan kecantikan. Tanaman
kelapa sawit masuk ke Indonesia dan daerah-daerah lain di Asia sebagai tanaman
hias sekitar tahun 1848. Daerah pertama di Indonesia yang diketahui sangat cocok
untuk membudidayakan tanaman kelapa sawit ini adalah Sumatera Utara.
Perkebunan kelapa sawit di Indonesia dilakukan oleh beberapa perusahaan
perkebunan kelapa sawit. Di pulau Sumatera saja hingga tahun 1920 sudah puluhan
perusahaan perkebunan yang menanam kelapa sawit. Masa suram bagi tanaman kelapa
sawit sempat terjadi pada waktu penjajahan Jepang, yang mengakibatkan kebun
kelapa sawit diganti dengan tanaman pangan. Hal itu menyebabkan pabrik-pabrik
pengolahan tidak lagi berproduksi.
Potensi areal perkebunan Indonesia masih terbuka luas untuk tanaman kelapa
sawit. Upaya perluasan perkebunan komoditas kelapa sawit dilaksanakan dengan
jangkauan daerah penanaman meluas ke luar dari daerah serta kelapa sawit
sebelumnya, yaitu dengan membangun perkebunan-perkebunan baru di Kalimantan,
Sulawesi, dan Papua. Data menunjukkan kecendrungan peningkatan luas areal
perkebunan kelapa sawit, khususnya perkebunan rakyat.
§ Pemasaran Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit merupakan komoditi yang sangat menguntungkan, sehingga
perluasan areal sangat maju pesat. Industri pengolahan kelapa sawit di
Indonesia terus mengalami peningkatan. Sejumlah pabrik dengan kapasitas
produksi minyak sawit CPO (Crude Palm Oil) tersebar hampir di seluruh provinsi
di Indonesia.
Pemasaran produk kelapa sawit pada perkebunan besar negara dilakukan secara
bersama melalui kantor pemasaran yang sudah ditunjuk bersama, sedangkan untuk
perkebunan besar swasta, pemasaran dilakukan oleh masing-masing perusahaan.
Pada umumnya perusahaan besar, baik negara maupun swasta menjual produk kelapa
sawit dalam bentuk olahan, yaitu minyak sawit mentah (CPO) dan minyak inti
sawit (PKO). Penjualan langsung kepada eksportir ataupun ke pedagang atau
industri dalam negeri.
Perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh rakyat yang hasil produksinya
terbatas, penjualan sulit dilakukan apabila ingin menjualnya langsung ke
industri pengolah. Oleh karena itu, petani harus menjualnya melalui pedagang
tingkat desa atau melalui KUD, kemudian berlanjut ke pedagang besar hingga ke
industri pengolah. Penjangnya rantai pemasaran hasil perkebunan rakyat ini
menyebabkan tingkat keuntungan yang diperoleh para petani relatif kecil.
§ Kandungan yang Terdapat dalam Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan minyak nabati yang penting, di samping kelapa,
kacang-kacangan, jagung, bunga matahari, dan sebagainya. Komoditas kelapa sawit
merupakan komoditas perdagangan yang menjanjikan. Minyak kelapa sawit mampu
menghasilkan berbagai hasil industri hilir yang dibutuhkan manusia, seperti minyak
goreng, mentega, sabun, kosmetik, dan lain sebagainya.
Minyak kelapa sawit yang mengandung asam lemak jenuh dan tidak jenuh dalam
proses selanjutnya akan menghasilkan fraksi olein, stearin, dan fatty acid.
Olein dipergunakan untuk pembuatan minyak goreng, stearin digunakan untuk
pembuatan mentega, sedangkan fatty acid dalam pengembangannya dapat digunakan
sebagai bahan dasar oleokimia.
§ Manfaat Kelapa Sawit
Hasil utama tanaman kelapa sawit adalah minyak sawit atau yang sering
dikenal dengan nama CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit. Minyak sawit dapat
dimanfaatkan di berbagai industri karena memiliki susunan dan kandungan gizi
yang cukup lengkap. Industri yang banyak menggunakan minyak sawit sebagai bahan
baku adalah industri pangan, industri kosmetik, dan farmasi. Bahkan minyak
sawit telah dikembangkan sebagai sakah satu bahan bakar.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa minyak sawit memiliki keuntungan
dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Keunggulan tersebut antara lain:
a. Menjadi sumber minyak nabati termurah karena efisiensi minyak kelapa sawit
ini tinggi.
b. Dibanding minyak lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai produktivitas yang
tinggi.
c.
Dibanding minyak nabati lainnya, minyak
kelapa sawit mempunyai manfaat yang lebih luas, baik pada industri pangan, maupun
pada industri non pangan.
d. Kandungan gizi minyak kelapa sawit lebih unggul daripada minyak nabati
lainnya.
§ Cara Pembudidayaan Kelapa Sawit
1. Syarat Tumbuh
Sebagai tanaman yang dibudidayakan, tanaman kelapa sawit memerlukan kondisi
lingkungan yang baik atau cocok, agar mampu tumbuh subur dan dapat berproduksi
secara maksimal. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit
antara lain keadaan iklim dan tanah. Selain itu, faktor yang juga dapat
mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit adalah faktor genetis, perlakuan
budidaya, dan penerapan teknologi.
a. Iklim
·
Curah Hujan dan Kelembaban
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan di daerah tropik, dataran rendah
yang panas, dan lembab. Curah hujan yang baik adalah 2.500-3.000 mm per tahun
yang turun merata sepanjang tahun. Daerah pertanaman yang ideal untuk bertanam
kelapa sawit adalah dataran rendah yakni antara 200-400 meter di atas permukaan
laut. Pada ketinggian tempat lebih 500 meter di atas permukaan laut,
pertumbuhan kelapa sawit ini akan terhambat dan produksinya pun akan rendah.
·
Penyinaran Matahari
Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit adalah 7-5 jam per
hari.pertumbuhan kelapa sawit di Sumatera Utara terkanal baik karena berkat
iklim yang sesuai yaitu lama penyinaran matahari yang tinggi dan curah hujan
yang cukup. Umumnya turun pada sore atau malam hari.
·
Suhu
Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan hasil kelapa sawit.
Suhu rata-rata tahunan daerah-daerah pertanaman kelapa sawit berada antara
25-27 0C, yang menghasilkan banyak tandan. Variasi suhu yang baik jangan
terlalu tinggi. Semakin besar variasi suhu semakin rendah hasil yang diperoleh.
Suhu, dingin dapat membuat tandan bunga mengalami merata sepanjang tahun.
b. Tanah
Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dalam banyak hal bergantung pada
karakter lingkungan fisik tempat pertanaman kelapa sawit itu dibudidayakan.
Jenis tanah yang baik untuk bertanam kelapa sawit adalah tanah latosol,
podsolik merah kuning, hidromorf kelabu, aluvial, dan organosol/gambut tipis.
Kesesuaian tanah untuk bercocok tanam kelapa sawit ditentukan oleh dua hal,
yaitu sifat-sifat fisis dan kimia tanah.
·
Sifat Fisis Tanah
Pertumbuhan kelapa sawit akan baik pada tanah yang datar atau sedikit
miring, solum dalam dan mempunyai drainase yang baik, tanah gembur, subur,
permeabilitas sedang, dan lapisan padas tidak terlalu dekat dengan permukaan
tanah.
Tanah yang baik bagi pertumbuhan juga harus mampu menahan air yang cukup
dan hara yang tinggi secara alamiah maupun hara tambahan. Tanah yang kurang
cocok adalah tanah pantai berpasir dan tanah gambut tebal. Dalam menentukan
batas-batas yang tajam mengenai kesesuaian sifat fisis tanah di antara
tipe-tipe tanah memang relatif sulit.
·
Sifat Kimia Tanah
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik pada tanah pH 4,0-6,5 dan pH
optimumnya antara 5,0-5,5. Tanah yang memiliki pH rendah biasanya dijumpai pada
daerah pasang surut, terutama tanah gambut. Tanah organosol atau gambut
mengandung lapisan yang terdiri atas lapisan mineral dengan lapisan bahan
organik yang belum terhumifikasi lebih lanjut memiliki pH rendah.
§ Cara Pemeliharaan Kelapa Sawit
Pemeliharaan tanaman merupakan hal yang sangat penting dalam usaha budidaya
tanaman karena menentukan masa perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Perawatan
tidak hanya ditujukan pada tanamannya, tetapi juga pada media tanah pada lahan
pertanaman tersebut. Perawatan tanaman kelapa sawit meliputi penyulaman,
pembuatan piringan, penanaman tanaman sela, pengendalian gulma, pemangkasan,
pemupukan, dan penyerbukan buatan.
§ Hasil Olahan dari Kelapa Sawit
Hasil utama tanaman kelapa sawit adalah minyak sawit atau yang sering
dikenal dengan nama CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit. Minyak sawit dapat
dimanfaatkan di berbagai industri karena memiliki susunan dan kandungan gizi
yang cukup lengkap. Industri yang banyak menggunakan minyak sawit sebagai bahan
baku adalah industri pangan, industri kosmetik, dan farmasi. Bahkan minyak sawit
telah dikembangkan sebagai salah satu bahan bakar.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa minyak sawit memiliki keuntungan
dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Keunggulan tersebut antara lain:
1. Menjadi sumber minyak nabati termurah karena efisiensi minyak kelapa sawit
ini tinggi.
2. Dibanding minyak lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai produktivitas yang
tinggi.
3. Dibanding minyak nabati lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai manfaat yang
lebih luas, baik pada industri pangan, maupun pada industri non pangan.
4. Kandungan gizi minyak kelapa sawit lebih unggul daripada minyak nabati
lainnya.
BAB 3
PENUTUP
§
Kesimpulan
Dari Karya
Ilmiah yang telah dibuat dapat ditarik kesimpulan bahwa :
a. Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang dibudidayakan yang memerlukan
kondisi lingkungan yang baik atau cocok, agar mampu tumbuh subur dan dapat
berproduksi secara maksimal.
b. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit antara lain
keadaan iklim dan tanah.
c.
Cara pemeliharan tanaman Kelapa Sawit meliputi
penyulaman, pembuatan piringan, penanaman tanaman sela, pengendalian gulma,
pemangkasan, pemupukan, dan penyerbukan buatan.
d. Hasil Olahan yang dihasilkan oleh kelapa sawit, diantaranya adalah industri
pangan, industri kosmetik, dan farmasi.
§ Saran
Kita hendaknya memelihara
dan memanfaatkan Kelapa Sawit dengan baik,
karena apabila kelapa sawit diolah dengan tepat, maka akan membuat
keutungan yang cukup besar bagi negara.